Mengenal Orang Utan “Manfaat bagi Manusia dan Hutan”


Orangutan merupakan salah satu kera besar yang ada di dunia. Habitat orangutan saat ini hanya terdapat di Kalimantan dan Sumatera. Orangutan hidup di daerah tropis dataran rendah, rawa, sampai hutan perbukitan dengan ketinggian hingga 1500 m dpl. Umumnya hidup di hutan primer dan hutan sekunder.Morfologi orangutan atau ciri- ciri dapat di lihat secara kasat mata; orangutan Kalimantan/Borneo (Pongo pygmaeus), orangutan Sumatera (Pongo abelii). Subspecies orang utan Borneo: P.p.pygmaeus, P.p.wurmbiiP.p.morio. orang utan Kalimantan Tengah (P.p.wurmbii) mendiami daerah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, merupakan subspesies Borneo yang terbesar. P.p.pygmaeus mendiami daerah Kalimantan Barat, orangutan Kalimantan daerah Timur Laut (P.p.morio) mendiami daerah Sabah dan daerah Kalimantan Timur, merupakan subspesies yang terkecil.
Orangutan merupakan hewan diurnal atau satwa yang aktif di siang hari dan quadropedal, dapat menggunakan kaki dan tangannya secara aktif bersamaan. Orangutan betina mengandung seperti manusia, orangutan mengandung selama 9 bulan. orangutan berkembangbiak lebih lama dibandingkan hewan primata lainnya, orangutan betina rata-rata hanya memiliki 3 keturunan sepanjang hidupnya dan hanya melahirkan seekor anak setiap 7-8 tahun sekali. Bayi orangutan tinggal bersama ibunya hingga usia 6 tahun. Selama bersama ibunya, anak akan diajarkan cara membuat sarang, memilih makanan yang baik, dan cara memanjat yang benar. Orangutan mencari makanan yang terdiri dari buah, biji, daun muda, serangga dan kulit kayu.. Orangutan hidup di pohon (aboreal) dengan cara membuat sarang dari ranting dan daun pohon.Mereka membangun sarang setiap hari. Berdasarkan hasil penelitian di Stasiun Riset Cabang Panti, Gunung Palung; Orangutan mengkonsumsi lebih dari 400 jenis tumbuhan. 60 % terdiri dari buah, 20 % bunga, 10% daun muda dan kulit kayu, 10% serangga.
Orangutan merupakan spesies dasar bagi konservasi disebut umbrella species karena memegang peranan penting bagi regenerasi hutan melalui buah-buahan dan biji-bijian yang mereka makan (seed disperser). Hilangnya orangutan mencerminkan hilangnya ratusan spesies tanaman dan hewan pada ekosistem hutan hujan. Hutan primer dunia yang tersisa merupakan dasar kesejahteraan manusia, dan kunci dari planet yang sehat adalah keanekaragaman hayati, menyelamatkan orangutan turut menolong mamalia, burung, reptil, amfibi, serangga, tanaman, dan berbagai macam spesies lainnya yang hidup di hutan hujan Indonesia.
Keterkaitannya orangutan dengan manusia antara lain karena orangutan melindungi manusia dari penyakit yang ada di dalam hutan. Manusia sangat bergantung terhadap hutan seperti halnya orangutan yaitu sumber air, pangan dan udara yang bersih. Selain juga manusia memerlukan sumber ilmu pengetahuan, rekreasi dan mata pencaharian Pariwisata, orangutan dan hutan yang bagus mendatangkan wisatawan. Dampak pariwisata bisa meningkatkan perekonomian masyarakat
Saat ini orangutan di ambang kepunahan, diperkirakan orangutan akan menjadi spesies kera besar pertama yang punah di alam liar. Penyebab utamanya adalah berkurangnya habitat dan perdagangan hewan. Kebakaran merupakan salah satu penyebab punahnya orangutan. Karena disamping mereka menjadi korban kebakaran, juga karena habitat mereka telah musnah hingga makanan sulit didapat. Perkelahian yang terjadi antar pejantan karena perebutan areal akibat penyempitan wilayah sebagai dampak dari kerusakan hutan. Orangutan telah kehilangan 80% wilayah habitatnya dalam waktu kurang dari 20 tahun.
Pembukaan lahan hutan untuk menjadi Perkebunan dan pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan atas ijin yang dikeluarkan oleh pemerintah di seluruh Indonesia secara langsung telah merusak hutan secara besar-besaran. Sekaligus telah menghilangkan semua ekosistem yang ada. Hingga ribuan bahkan jutaan species yang telah terbentuk selama ribuan tahun yang lalu hilang hanya dalam waktu yang relatif singkat. Selama ini hanya 30 persen habitat hidup orangutan yang dilindungi undang-undang yaitu taman nasional, hutan lindung dan cagar alam. Sementara, 70 persen tempat tinggal orangutan berada di luar daerah yang dilindungi, seperti di hutan HPH, kawasan tambang dan perkebunan sawit. Indonesia kehilangan hutan rata-rata 1,87 juta ha/ tahun, sebagian besar untuk perluasan perkebunan dan pertambangan yang menghancurkan hutan alam.
Dampak lainnya seperti, Penebangan Liar, maraknya sawmill yang menampung dan membeli berbagai jenis kayu, secara langsung mempunyai dampak yang buruk bagi kelestarian hutan sebagai habitat dari orangutan dan satwa lainnya. Karena sebagian besar eksploitasi hasil hutan di Kalimantan tanpa disertai dengan usaha penanaman kembali. Dampak Pemeliharaan Orangutan, Dampak negatif yang ditimbulkan akibat memelihara orangutan adalah tingginya biaya pemeliharaan. Karena orangutan mempunyai umur yang panjang. Selain itu bisa menimbulkan berbagai penyakit antara lain: hepatitis dan TBC. Selain itu orangutan membahayakan bagi keselamatan pemelihara karena tenaganya yang sangat kuat.
Apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi dan menyelamatkan orangutan dari kepunahan? Langkah yang mungkin bisa dilakukan antara dengan; tidak memelihara orangutan dan satwa liar. Tidak memakai ataupun membeli souvenir yang terbuat dari bagian tubuh hewan yang dilindungi. Melaporkan ke pihak yang berwenang jika melihat hewan yang dilindungi dipelihara ataupun diperjualbelikan oleh masyarakat. Menjaga dan melestarikan hutan Memberikan pendidikan dan penyadartahuan kepada masyarakat tentang pentingnya melindungi dan menjaga orangutan dan habitatnya. Peraturan Perundang-undangan tentang Perlindungan Orangutan dan Satwa Liar yang Dilindungi;Undang-Undang nomor 1990 tentang Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem pasal 21 ayat 2 “Dilarang menangkap, melukai,membunuh,menyimpan, memiliki, memelihara,mengangkut,dan memperniagakan atau memperjual belikan binatang/hewan yang dilindungi atau bagian-bagian lainya dalam keadaan hidup atau mati”.  Undang-Undang nomor 1990 tentang Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem pasal 40 ayat 2 “Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah)”.
Mengingat semakin berkurangnya populasi orangutan yang di sebabkan oleh berbagai faktor, maka beberapa lembaga nasional maupun internasional dan semua untuk semakin peduli dan aktif untuk bersama-sama menjaga. Orangutan, hutan dan manusia merupakan satu kesatuaan yang tidak terpisahkan dalam menjaga dan saling menghormati satu dengan yang lainnya. Apabila semua bisa saling menghargai sudah barang tentu kehidupan bisa seimbang dan alam berupa hutan dan isinya termasuk satwa mampu bertahan lama.

Penulis : DPW IMATELKI KALTENG ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Mengenal Orang Utan “Manfaat bagi Manusia dan Hutan” ini dipublish oleh DPW IMATELKI KALTENG pada hari Senin, 07 Januari 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Mengenal Orang Utan “Manfaat bagi Manusia dan Hutan”
 

0 komentar:

Posting Komentar